Kehamilan
Ganda/ Gemeli
Kehamilan ganda
atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. . Kehamilan ganda terjadi apabila
dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi
membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa
sel dalam atau lebih awal.
Etiologi
a. Faktor
yang mempengaruhi kehamilan ganda adalah
bangsa, umur dan paritas yang mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur
b. Faktor
obat- obatan induksi ovulasi
c. Faktor
keturunan
d. Faktor
yang lain belum diketahui
Jenis- jenis kehamilan ganda
1. Kehamilan
monozigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dam
membelah secara dini dengan membentuk 2 embrio yang sama. Kehamilan ini disebut
juga hamil kembar identik atau homolog/ uniovuler karena berasal dari satu ovum.
Partofisiologi
Sel telur yang telah dibuahi akan
membelah diri menjadi 2 bagian yang masing-masing akan tumbuh menjadi janin.
Akan terjadi hambatan pada masa dini konsepsi, sehingga tidak semua bagian akan
terus membelah diri.
Ciri- ciri
a. Jenis
kelamin sama
b. Rupanya
sama (seperti bayangan cermin)
c. Kelainan
mental dan fisik terdapat bersamaan
d. Mempunyai
golongan darah, cap kaki dan cap tangan yang sama
e. Biasanya
(sering ) plasenta 1,korion 2, amnion 2 atau terkadang (jarang) plasenta 1,
korion 1, amnion 1
2. Kehamilan
dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 telur atau lebih yang
telah dibuahi. Kehamilan ini disebut
juga kehamilan fraternal, heterolog atau biovular.
Partofisiologi
Matangnya dua telur atau lebih folikel
de graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam 1 folikel yang masing-
masing dibuahi oleh sperma yang berbeda.
Ciri- ciri
a. Jenis
kelamin bisa sama atau berbeda
b. Rupa
mirip seperti kakak adik
c. Golongan
darah berbeda
d. Cap
tangan dan kaki tidak sama
e. Biasanya
(sering) plasenta 2, korion 2,amnion 2
Kejadian
kehamilan ganda
1. Superfekundasi
Terjadinya kehamilan 2 telur dengan
ovulasi yang bersamaan, tetapi konsepsi terjadi pada waktu hamper bersamaan
melalui hubungan seks yang berdekatan waktunya.
2. Superfetasi
Kehamilan kedua terjadi beberapa minggu
sampai beberapa bulan setelah kehamilan pertama.
Diagnosa
kehamilan ganda
1. Anamnesis
Ø Riwayat
gemeli dalam keluarga
Ø Kehamilan
sekarang lebih besar dari sebelumnya
Ø Pergerakan
lebih banyak
Ø Keluhan
subyektif bertambah: mual muntah berlebih, perasaan berat, sesak nafas edema
dll.
2. Pemeriksaan
fisik
Ø Besarnya
uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
Ø Uterus
cepat membesar pada pemeriksaan berulang
Ø Penambahan
BB menyolok (bukan karena obesitas/edema)
Ø Teraba
banyak bagian kecil
Ø Teraba
2 ballotement
Ø Teraba
2 bagian besar yang berdekatan
3. Diagnosis
pasti
a. Pemeriksaan
luar
Ø Teraba
2 kepala, 2 bokong, 1 atau 2 punggung
Ø Terdengar
2 DJJ yang berjauhan dan frekuensinya berbeda
b. USG
Ø Nampak
2 janin atau dua denyut jantung yang berdenyut
yang telah dapat ditentukan pada Trimester 1
c. Rontgen
foto abdomen
Ø Tampak
gambaran 2 janin
Diagnosis
Banding
1. Hidramnion
2. Janin
Besar
3. Hamil
dengan moima atau kista
4. Hydrops
fetalis
Komplikasi
kehamilan ganda
1. Trimester
1
·
Anemi
·
Emesis- hiperemesis gravidarum
·
Abortus
2. Trimester
3
·
Prematuritas
·
Pre eklamsia- eklamsia
·
Hidramnion
3. Inpartu
·
Kelainan letak
·
Plasenta previa
·
Inersia uteri
·
Ketuban pecah dini pada pembukaan awal
·
Solusio plasenta
·
Persalinan dengan tindakan operasi
4. Post
partum
·
Atonia uteri
·
Perdarahan post partum
·
Retensio plasenta
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan
dalam kehamilan
a. ANC
lebih sering (uk >32 minggu ANC 1
minggu sekali)
b. Istirahat
baring lebih banyak (uk >30 mggu tidak boleh coitus& jalan jauh)
c. Diet
protein tinggi
d. Sulfas
ferrous 3x100 mg/hari & asam folat 1 mg/hari
e. Serial
USG setiap 3 atau 4 minggu
2. Penatalaksaan
dalam Persalinan
Ø Pesiapan
1. Persiapan
untuk resusitasi neonatus bayi premature
2. Persiapan
darah 500 ml
3. Infus
RL 20-30 tts/mnt
Ø Kala II
Setelah
bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk
mengetahui letak dan keadan janin kedua. Bila janin dalam letak memanjang,
selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk
menghindarkan prolapsus funikulli. Penderita dianjurkan meneran atau
dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri, agar bagian janin masuk
dalam panggul. Janin kedua turun dengan cepat sampai kedasar panggul dan lahir
spontan karena jalan lahir telah dilalui anak pertama.
Ø Bila janin kedua dalam letak lintang
denyut jantung janin tidak teratur, terjadi prolapsus funikulli atau
solusio plasenta, atau bila persalinan spontan tidak terjadi dalam 15 menit,
maka janin perlu dilakirkan dengan obstetrik karena resiko akan meningkat
dengan meningkatnya waktu. Dalam letak lintang dicoba untuk
mengadakan versiluar dan bila tidak berhasil maka segera
disuntdilakukan versi ekstraksi tanpa narkosis. Pada janin dalam
letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi cunam pada letak kepala dan ekstraksi
kaki pada letak sungsang. SC dilakukan atas indikasi janin pertama dalam letak
lintang, prolapsus funikuli, plasenta previa. Bila terjadi
interloking, bila keadaan tidak bisa dilepaskan dilakukan dekapitasi atau SC
menurut keadaan janin.
Ø Kala
III
a. Setelah
anak kedua lahir berikan oksitosi 10 IU
secara IM dan tetes pitosin
b. Setelah
plasenta lahir berikan methilergometrin 0,2 mg IM
Ø Kala
IV
a. Harus
diawasi lebih cermat dan lama
b. Tetes
pitosi diteruskan sampai 5 jam post partum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar